Tuesday, 15 April 2014

TRADISI RAMADHAN DAN LEBARAN

Ramadahan tiap tahun selalu datang menjumpai kaum muslimin. Bulan yang suci dan penuh berkah rahmat dan ampunan dari Allah SWt, serta pembebasan dari api neraka bagi mereka yang sunggu-sungguh melaksanakan ibadah puasa karena Allah SWT semata.
Betapa suci dan agungnya bulan Ramadhan dan apa yang akan diperolehnya bernilai “tak terhingga nilainya”, maka mereka mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Ramadhan.
Ada kegiatan “nyadran’ (berziarah ke kubur) ke makam dengan melakukan bersih-bersih kubur dan memanjatkan doa kepada keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia agar diampuni dosanya, dikumpulkan pahalanya, diterima amal kebaikannya dan dilapangkan kuburnya. Biasanya, juga mereka ada yang “nyekar” (menabur bunga setaman) di atas pusara.
Memenuhi pesan Rasulullah SAW, sebagian besar kaum muslimin bersilahturahmi untuk saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya selama bergaul, sehingga dapat diperoleh ketenangan batin karena telah lebur dosa dan kesalahannya dengan sesama anak Bani Adam, yang selanjutnya akan menjadi lebih tenang lagi untuk menjalani rangkaian ibadah Ramadhan baik wajib maupun sunnah.
Hampir di seluruh pelosok nusantara, kaum muslimin tak pernah melewatkan ritual menjelang puasa Ramadhan dengan berbelanja di toko-toko maupun pasar untuk keperluan puasa. Satu hari menjelang puasa Ramadhan yang pertama (Bahasa Jawa : ‘prepegan”)  merupakan hari yang sangat ramai, padat dan penuh sesak orang berbelanja, parkir sepeda motor dan mobil memenuhi ruas jalan.
Dijumpai juga, di sore hari usai sholat ashar, banyak kaum muslimin melakukan padusan. Kata “padusan” ini berasal dari kata “adus” atau mandi. Setiap muslimin harus membersihkan diri dari segala sesuatu yang mengotori dirinya baik badaniah maupun batiniah. Kebanyakan kaum remaja dan anak-anak melakukan padusan di masjid-masjid ataua di pemandian umum.
Tidak semua kegiatan itu dilakukan, hanya satu dua kegiatan saja. Mereka pun telah “siap” untuk menjalani berbagai ibadah Ramadhan untuk sebulan penuh (selama 30 hari).Ada yang berhasil menyelesaikan berpuasa satu bulan penuh. Namun, ada juga yang tidak berhasil, disebabkan datangnya menstruasi, sakit, melakukan perjalanan jauh (musafir) dan lain sebagainya.

Yang berpuasa penuh atau tidak, mereka turut merayakan “kemenangan”. Berbagai tradisi dan ungkapan dipersiapkan dan digelar lagi.

No comments:

Blog Archive